sumber: Liputan6.com |
Operasi darurat kabut asap akibat
kebakaran hutan dan lahan yang telah terjadi 3 bulan belakangan ini masih terus dilakukan, baik melalui operasi udara, darat,
juga penegakan hukum, sosialisasi dan pelayanan kesehatan di Sumatera dan
Kalimantan.
Data
sementara, total hutan dan lahan terbakar mencapai 1,7 juta hektar. Dari jumlah
itu, di Kalimantan 770 ribu hektar dan 35,9 persen di antaranya lahan gambut.
Sedangkan di Sumatera, areal terbakar seluas 593 ribu hektar dan 45,9 persen di
antaranya lahan gambut. Khusus di Sumatera Selatan luas lahan terbakar 221.704
hektar.
Berdasarkan
pantauan Satelit Terra Aqua pada hari ini, terdapat 936 titik api (hotspot)
yang tersebar di Sumatera 91 titik (Lampung 2, Sumsel 89), dan Kalimantan 845
titik (Kalimantan Barat 5 titik, Kalimantan Selatan 52, Kalimantan Tengah 628,
Kalimantan Timur 159, dan Kalimantan Utara 1 titik). Dari pantauan, kabut asap
mulai berkurang.
"Hal
ini menyebabkan jarak pandang membaik. Jarak pandang di Padang 1.500 meter
berasap, Pekanbaru 4.000 meter berasap, Jambi 1.000 meter, Palembang 7.000
meter, Pontianak 2.000 meter, Palangkaraya 200 meter, dan Banjarmasin 9.000
meter cerah," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo
Nugroho dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (10/10/2015).
Kualitas
udara juga dinilai membaik, meski Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) belum
sepenuhnya berada pada ambang normal.
"Di
Medan 189 tergolong tidak sehat, Pekanbaru 104 sedang, Jambi 377 berbahaya,
Palembang 358 berbahaya, Pontianak 134 sedang, Samarinda 82 sedang,
Palangkaraya 741 berbahaya," urai Sutopo.
Sutopo
juga mengungkapkan, bantuan untuk penanganan kabut asap yakni
helikopter Chinnok dan pesawat Hercules yang memuat personel dan peralatan dari
Singapura telah mendarat di Lanud Palembang pada pukul 11.00 WIB. Sedangkan
bantuan unit CL415 Bombardier dan 21 persoel (12 kru penerbang, 8 teknisi, 1
wartawan) dari Malaysia telah tiba pada Jumat 9 Oktober malam.
Rencananya,
nanti sore akan datang 1 heli Dolphin dengan 4 kru penerbang. Rencananya,
bantuan dari Singapura dan Malaysia ini hanya akan beroperasi selama 2 minggu.
"Tim
Malaysia rencananya akan ditempatkan di Pangkal Pinang dan melakukan water
bombing di Selapan dan Air Sugihan, Kabupaten OKI, Sumatera
Selatan," pungkas Sutopo. (Tnt/Sun)
Dengan menipisnya kabut asap ini menandakan
keberhasilan dari berbagai macam upaya penanggulangan yang telah dilakukan oleh
pemerintah kita, baik melalui operasi udara, darat, juga penegakan hukum,
sosialisasi dan pelayanan kesehatan di Sumatera dan Kalimantan. Dan hal ini
juga tidak luput dari bantuan Negara tetangga yang telah mengirimkan bantuannya
untuk membantu mengurangi penderitaan yang di alami Negara kita, terutama bagi
masyarakat yang berada di Sumatera dan Kalimantan. Meskipun kabut asap belum
menghilang sepenuhnya tetapi dengan menipisnya kabut asap ini tentu menjadi
berita yang sangat baik dan menjadi sebuah harapan bagi mereka yang berada di
daerah yang terkena asap tersebut. Dan diharapkan pemerintah terus tetap
berusaha untuk melakukan berbagai hal untuk dapat menanggulangi masalah ini
hingga asap tersebut menghilang sepenuhnya, meskipun itu pasti akan membutuhkan
waktu yang cukup lama dilihat dari banyak titik api yang menyebar dan juga
biaya yang terbilang sangat besar. Karena hal tersebut menyangkut banyak nyawa.
Selain itu diharapkan pemerintah dapat lebih ketat untuk menegakkan hukum bagi
pihak-pihak yang telah terlibat dalam kesengajaan terjadinya kebakaran kawasan
hutan tersebut. Karena bagaimanapun hal
tersebut merupakan sebuah kejahatan yang luar biasa karena sangat merugikan
banyak pihak dan memberikan dampak yang sangat buruk tidak hanya bagi Negara
Indonesia, bahkan hal tersebut berdampak pada beberapa Negara tetangga kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar