header

header

Minggu, 11 Oktober 2015

Kabut Asap di Indonesia mulai Menipis


sumber: Liputan6.com


Operasi darurat kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang telah terjadi 3 bulan belakangan ini masih terus dilakukan, baik melalui operasi udara, darat, juga penegakan hukum, sosialisasi dan pelayanan kesehatan di Sumatera dan Kalimantan.

Data sementara, total hutan dan lahan terbakar mencapai 1,7 juta hektar. Dari jumlah itu, di Kalimantan 770 ribu hektar dan 35,9 persen di antaranya lahan gambut. Sedangkan di Sumatera, areal terbakar seluas 593 ribu hektar dan 45,9 persen di antaranya lahan gambut. Khusus di Sumatera Selatan luas lahan terbakar 221.704 hektar.

Angka ini dipastikan akan bertambah karena kebakaran lahan masih terus berlangsung.

Berdasarkan pantauan Satelit Terra Aqua pada hari ini, terdapat 936 titik api (hotspot) yang tersebar di Sumatera 91 titik (Lampung 2, Sumsel 89), dan Kalimantan 845 titik (Kalimantan Barat 5 titik, Kalimantan Selatan 52, Kalimantan Tengah 628, Kalimantan Timur 159, dan Kalimantan Utara 1 titik). Dari pantauan, kabut asap mulai berkurang.
"Hal ini menyebabkan jarak pandang membaik. Jarak pandang di Padang 1.500 meter berasap, Pekanbaru 4.000 meter berasap, Jambi 1.000 meter, Palembang 7.000 meter, Pontianak 2.000 meter, Palangkaraya 200 meter, dan Banjarmasin 9.000 meter cerah," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (10/10/2015). 
Kualitas udara juga dinilai membaik, meski Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) belum sepenuhnya berada pada ambang normal.

"Di Medan 189 tergolong tidak sehat, Pekanbaru 104 sedang, Jambi 377 berbahaya, Palembang 358 berbahaya, Pontianak 134 sedang, Samarinda 82 sedang, Palangkaraya 741 berbahaya," urai Sutopo.
Sutopo juga mengungkapkan, bantuan untuk penanganan kabut asap yakni helikopter Chinnok dan pesawat Hercules yang memuat personel dan peralatan dari Singapura telah mendarat di Lanud Palembang pada pukul 11.00 WIB. Sedangkan bantuan unit CL415 Bombardier dan 21 persoel (12 kru penerbang, 8 teknisi, 1 wartawan) dari Malaysia telah tiba pada Jumat 9 Oktober malam.
Rencananya, nanti sore akan datang 1 heli Dolphin dengan 4 kru penerbang. Rencananya, bantuan dari Singapura dan Malaysia ini hanya akan beroperasi selama 2 minggu.
"Tim Malaysia rencananya akan ditempatkan di Pangkal Pinang dan melakukan water bombing di Selapan dan Air Sugihan, Kabupaten OKI, Sumatera Selatan," pungkas Sutopo. (Tnt/Sun)



Dengan menipisnya kabut asap ini menandakan keberhasilan dari berbagai macam upaya penanggulangan yang telah dilakukan oleh pemerintah kita, baik melalui operasi udara, darat, juga penegakan hukum, sosialisasi dan pelayanan kesehatan di Sumatera dan Kalimantan. Dan hal ini juga tidak luput dari bantuan Negara tetangga yang telah mengirimkan bantuannya untuk membantu mengurangi penderitaan yang di alami Negara kita, terutama bagi masyarakat yang berada di Sumatera dan Kalimantan. Meskipun kabut asap belum menghilang sepenuhnya tetapi dengan menipisnya kabut asap ini tentu menjadi berita yang sangat baik dan menjadi sebuah harapan bagi mereka yang berada di daerah yang terkena asap tersebut. Dan diharapkan pemerintah terus tetap berusaha untuk melakukan berbagai hal untuk dapat menanggulangi masalah ini hingga asap tersebut menghilang sepenuhnya, meskipun itu pasti akan membutuhkan waktu yang cukup lama dilihat dari banyak titik api yang menyebar dan juga biaya yang terbilang sangat besar. Karena hal tersebut menyangkut banyak nyawa. Selain itu diharapkan pemerintah dapat lebih ketat untuk menegakkan hukum bagi pihak-pihak yang telah terlibat dalam kesengajaan terjadinya kebakaran kawasan hutan tersebut.  Karena bagaimanapun hal tersebut merupakan sebuah kejahatan yang luar biasa karena sangat merugikan banyak pihak dan memberikan dampak yang sangat buruk tidak hanya bagi Negara Indonesia, bahkan hal tersebut berdampak pada beberapa Negara tetangga kita. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar